Wednesday, April 23, 2008

cinta hiperbolis

Aku berharap aku tidak apa-apa.
sudah 2 macam obat kutegak bersamaan.
dan mata ini masih saja tak mau menutup.
tubuh ini masih saja terasa sangat sakit.
jam di dinding kini sudah menunjuk pukul 1 lewat 30.
dan pikiranku masih selaras dengan perihnya perkataan dan sikapmu terhadap hatiku.

Efek samping bahan kimia yang kutelan kini membawaku terbang.melewati hari-hari yang berlalu.
dan gema suara kini mulai membicarakan sikapmu terhadap diriku.
mencacimaki janji-janji artifisial yang tertulis dalam inbox handphoneku.
bersumpah serapah mudah-mudahan kamu merasakan penderitaan yang kurasakan saat ini.berpikir jahat untuk membalaskan dendam kepadamu.

Dan pikiranku kembali menerawang lebih jauh.membayangkan sedang apa dirimu.membayangkan betapa kamu begitu memikat hatiku.
membayangkan betapa aku ingin mendengar setiap huruf yang terucap darimu kepadaku.setiap senyuman yang kau berikan kepadaku.

brengsek.
betul-betul brengsek.

betapa aku merindukan orang yang sudah mewariskan luka dan kemarahan dihatiku.


Malam itu sama dengan malam satu minggu yang lalu.atau malam satu bulan yang lalu.bahkan malam setahun yang lalu.aku tetap sendiri.di kamar yang penuh dengan warna gelap.diatas tempat tidur per yang empuk.dan bantal berbau pewangi cucian.suara dengkuran keras ayahku.tapi entah mengapa malam ini berbeda.semua sangat terasa berbeda.

Ada kekosongan di hatiku.seolah aku sudah berada dalam hidup hanya untuk kesedihan.dan kau masih saja tanpa kabar.
tanpa pesan.
bersikap seperti orang mati.

tapi tidak.kau tidak mati.

kau hanya pergi meninggalkanku secara tiba-tiba.kau hanya pergi meninggalkan semua kenangan yang telah kita buat dan sedang kita rancang.kau hanya pergi melarikan perasaanku dan tak pernah mengembalikannya kembali.kau hanya pergi entah kemana dan dengan siapa.

Tapi bukan berarti aku tidak mengerti.aku sungguh sungguh mengerti alasan bodohmu kenapa kamu pergi.betul-betul 101% mengerti.

hanya saja aku tidak terima pengertianku.hatiku dan pikiranku dan segalanya yang pernah terjadi tidak mengerti akan pengertian itu.tidak akan pernah.

Dan kini aku keluar dari kamar.menegak substansi yang ketiga.dan aku kembali ke kamar yang gelap.terduduk sendiri.hanya ada 2 suara disana.suara keheningan.dan kerasnya suara kemarahan hatiku.dan kini aku mulai melepas semua yang berhubungan denganmu.setiap atribut yang mengingatkanku kepadamu.

berucaplah suara ketiga.
suara doa semoga aku terlelap.suara doa semoga esok aku bisa lupa segalanya.atau aku sadar bahwa dia hanya mimpi.atau setidaknya saat aku bangun aku terpeleset kain pel kemudian amnesia.

Setidaknya kini aku merasakannya.apa akibat dari jatuh cintaku yang tidak biasa.cintaku hiperbolis.merusak segala tata cara memandang dan bersikap.merusak setiap menit kehidupanku.merusak tubuhku yang kini mulai bergantung terhadap parasetamol,asetaminofen dan sebagainya.Aku harap aku tidak apa-apa.sudah 2 jenis obat kutegak bersamaan.dan mata ini masih saja tak mau menutup.tubuh ini masih saja terasa sangat sakit.jam di dinding kini sudah menunjuk pukul 1 lewat 30.dan pikiranku masih selaras dengan perihnya perkataan dan sikapmu terhadap hatiku.

brengsek.

2 comments:

Anonymous said...

hmm... idup banget yaa dri..

gue pernah bilang sama temen gue gini dri,,
bukan cinta namanya kalu dia belom bisa menginspirasi lo untuk menulis...
:)

sixtotwelve said...

amat sangat hidup ri..love is a deadly when it comes like these..

but iam over it..its over!yeay!