sepotong nyawa
aku tidak lebih dari sepotong nyawa yang bersedih di kala senja
butiran darah merah menyala
berputar dan berputar hanya untuk menghidupi sebuah jasad hina
sepatah kata
yang selalu terucap hanya sebuah omong kosong kesombongan belaka
untuk apa
untuk apa aku datang ke dalam kehidupan nyata
bertahta sakit dan bencana
datanglah engkau kereta angsana pembawa keranda
lebih cocok untuk aku,seorang pria durjana
No comments:
Post a Comment